Menu

Rabu, 15 Mei 2013

Hacker Jenius ini Curi Rp450 Miliar dari 26 Negara via ATM

In this undated photo provided by the United States Attorney’s Office for the Southern District of New York, Elvis Rafael Rodriguez, left, and Emir Yasser Yeje pose with bundles of cash allegedly stolen using bogus magnetic swipe cards at cash machines throughout New York. Prosecutors in New York on Thursday, May 9, 2013 said that they are members of worldwide gang of criminals who stole $45 million in hours by hacking into a database of prepaid debit cards and draining cash machines around the globe. An indictment unsealed Thursday accused U.S. cell ringleader Alberto Yusi Lajud-Pena and seven other New York suspects of withdrawing $2.8 million in cash from hacked accounts in less than a day. (AP Photos/U.S. Attorney’s Office for the Southern District of New York)
Elvis Rafael Rodriguez, left, and Emir Yasser Yeje pose with bundles of cash allegedly stolen using bogus
magnetic swipe cards at cash machines throughout New York. | AP

NEWYORK - Pelaku kriminal dunia maya mencuri USD 45 juta atau sekitar Rp 450 miliar dengan meretas database kartu debit dan menguras mesin uang tunai beberapa negara di dunia. 
Tujuh tersangka telah didakwa di New York terkait pencurian yang terjadi di 26 negara tersebut, termasuk Indonesia. Sementara tersangka kedelapan diperkirakan telah terbunuh di Republik Dominika pada April lalu.
Jaringan ini menggunakan kartu palsu dengan target bank-bank di Uni Emirat Arab dan Oman. Dalam laporan Time, Jumat (10/5), aksi kriminal ini tersimpan dalam dokumen pengadilan di Amerika Serikat.
Jaksa menyatakan lembaga penegak hukum di Jepang, Kanada, Inggris, Rumania dan 12 negara lain ikut serta dalam investigasi ini. Penangkapan tersangka sudah dilakukan di negara lain meskipun detailnya tidak diumumkan.
"Para terdakwa dan rekan-rekan konspirator mereka berpartisipasi dalam pencurian bank melalui internet dan jaringan di seluruh dunia," kata Loretta Lynch, Jaksa AS untuk Distrik Timur New York.
Para anggota kriminal cyber diduga meretas sistem komputer untuk mencuri data pada kartu debit prabayar. Kartu-kartu tersebut sebelumnya memuat informasi uang namun tidak berkaitan dengan rekening bank atau jalur kredit.
Modusnya, pelaku kriminal membatalkan batas penarikan dan informasi tersebut didistribusikan kepada kaki tangannya yang disebut sebagai cashers di seluruh dunia. Cashers lantas memuat data curian tersebut dalam kartu lain yang memiliki strip magnetik seperti kartu diskon dan kartu hotel.
Serangan pertama diduga terjadi di Rakbank, Uni Emirat Arab, pada bulan Desember. Penjahat mampu melakukan 4.500 transaksi senilai USD 5 juta di sekitar 20 negara.
Jaksa juga meyakini kelompok ini juga masuk ke Bank of Muscat berbasis di Oman pada Februari lalu. Dalam waktu 10 jam, cashers menarik USD 40 juta dari ATM.
Mereka dengan cepat kemudian mencuci uangnya dengan membuka rekening di bank Miami dan berbelanja mobil seperti Porsche, Mercedes, serta jam tangan Rolex.

(*/jpnn/plasa)

0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda
http://tusoh.blogspot.com/

0 komentar: