Kemampuan freeport dalam menangani masalah keselamatan kerja di dalam
terowongan masih pakai cara standar umum yang berlaku. Wajib pakai helm,
masker, sepatu bot, kaca mata. Tetapi sulit menembus lubang longsor di
kedalaman tertentu belum ada cara paling cepat untuk menanggulanginya.
Kapolda Papua sebut penyebab ambruknya tanah di tempat pelatihan akibat
batu besar yang jatuh. Rozik Bilang lokasi kerjadian diluar areal
penambangan. Humas Freeport sebut masih mengumpulkan laporan/data. Toh,
30 an pekerja masih terkubur didalam. Ritual “ala” freeport sudah basih
dalam menghadapi bencana selama beroperasi.
Big Gosan, inti
dimana pengoperasian freeport setelah tambang pertama estberg dikenalkan
oleh para ahli geologi dari Norwegia sebagai pusat pendapatan emas.
Tatkala, konsentrasi pengambilan dan peleburan emas di dalam gunung
cukup pada dan ramai.
Keramaian pun menimbulkan bahaya berupa
longsor. Baik getaran mesin mesin penghancur gunung dan kendaraan yang
keluar masuk dengan muatan berton pula. Sedangkan untuk menahan lapisan
tanah, freeport pakai cara memasang kawat dengan menyumbatnya pakai baut
yang ditempatkan pada lubang yang sebelumnya telah di bor.
Kemampuan
freeport dalam menangani masalah keselamatan kerja di dalam terowongan
masih pakai cara standar umum yang berlaku. Wajib pakai helm, masker,
sepatu bot, kaca mata. Tetapi sulit menembus lubang longsor di kedalaman
tertentu belum ada cara paling cepat untuk menanggulanginya.
Cina,
Brasil dan Afrika terkenal dengan pertambangan yang longsor dan
menewaskan pekerja. Karyawan terjebak di terowongan pada saat kerja
akibat gugurnya gunung, ini sudah ada di dunia. Namun, dunia belum
menemukan cara efektif mengevakuasi korban bahkan cara mutakhir menopang
dinding atap agar tak longsor harus ada.
Freeport, Jangan Kubur Saudara Saya Disana, Keluarkan Semua
Evakuasi
yang “lembem” membuat keluarga korban kecewa. Salah seorang keluarga
korban kepada Suara Pembaruan mengingatkan PT. Freeport agar tidak
menguburkan saudaranya di dalam terowongan tetapi harus mengevakuasi
agar di kubur di luar.
Jack Wali, kakak dari Petrus FM, salah
satu karyawan yang terjebak, memohon PT FI dapat bekerja maksimal
menyelamatkan adiknya juga karyawan yang lain. ”Saya berharap adik saya
dapat di evakuasi bersama karyawan lain . Jangan biarkan mereka terkubur
disana,” ujarnya kepada SP, Rabu (15/5) pagi. Hingga hari ini, proses
evakuasi terus dilakukan.
Anehnya lagi, laporan freeport terkait
peristiwa longsor seakan mengudara begitu saja tanpa mengingat dan
mengevaluasi kinerja perusahaan asing tersebut terkait perbuatan
menanggulangi keselamatan kerja. Korban longsor makin tahun meningkat
pula.
Pasal 2 ayat (1) Yang diatur oleh Undang-undang N0. 1 Tahun
1970 ialah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat,
di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia, bukan dalam
wilayah hukum sesuai kontrak karya kan?.
Cara amburadul PT.
Freeport dalam mencegah, menanggulangi agar keselamatan kerja cukup
tidak memadai sehingga menimbulkan kerawanan bagi orang orang yang
berada di daerah terlarang. Jangankan hal pengaturan seperti keselamatan
kerja kurang diperhatikan, mengatasi tanggul di danau wanagon saja tak
bisa membendung beban bebatuan mengakibatkan jebol. Apalagi, semburan
air limbah freeport yang merembet kemana mana, mengubur tanaman pohon
sagu, mencmari air, merubuhkan dan mengeringkan pepohonan disekitarnya.
Ekologis di freeport memang salah urus akibat kencangnya intervensi
asing bagi Indonesia.
Dom Projek. Kawat seperti gambar tersebut
yang dipakai untuk menahan dinding agar tak longsor. Gambar: pekerja
tengah menahan lokasi longsor di areal freeport beberapa tahun silam.
[IT/Kompasiana/Arkilaus Baho]
Berikut nama nama pekerja sesuai job masing masing yang di lansir 154, dari SP (suara pembaruan)
1. Andrew Hutagalung QMS.
2. Daniel T. Eramuri, karyawan Underground Mine Maintenance.
3. Roni Dolame, karyawan Underground Mine Maintenance.
4. Artinus. M, karyawan Underground Repair.
5. Roni Kailuhu, karyawan Underground Constructs.
6. Muhtadi, karyawan Amole 74 Clinic.
7. Towali, karyawan Underground General Service.
8. Muh. Iqbal, karyawan Underground Electric.
9. Sulaeman, karyawan Fire MTC
10. Hasbulla, karyawan Redpath.
11. Herman Susanto, karyawan Redpath.
12. David Gobai, karyawan underground Development.
13. Selpianus Edoway, karyawan underground Development.
14. Petrus. F. M, karyawan underground Development.
15. Joni Tulak, Karyawan underground Development.
16. Yapinus Tabuni, karyawan underground Development.
17. Amir Tika, karyawan Underground Constructs.
18. Ferry. P, karyawan Underground MTC.
19. Leonardus Sparta, Karyawan Underground Constructs.
20. Kenny Wanggai, karyawan Underground Automatich.
21. Aan Nugraha, karyawan Constructs Special Project.
22. Florentinus Kakupu, karyawan Redpath.
23. Victoria Sanger, karyawan Underground MTC.
24. Febry Tandungan, karyawan Underground Constructs.
25. Lestari Siahaan, karyawan Underground MTC.
26. Mateus Maronduf, karyawan Underground Development.
27. Alham, karyawan Underground Sandvik.
28. Retno Arung Bone, karyawan Underground Repair.
29. Lewi Mofu, karyawan Underground Pontil.
30. Andarias Msen, karyawan Underground MTC Drill.
31. Aris Tiku Pasang, karyawan Underground Constructs.
32. Yusak Deda, karyawan Underground MTC.
33. Petrus Padak Duli, karyawan Underground Production.
34. Ahmad Rusli, karyawan Underground Contruksi.
35. Hengky. H, karyawan Underground MTC.
36. Enco. M, karyawan Underground Geologi.
37. Neta Sauyan, karyawan Underground Geologi.
38. Mamur, karyawan Central Service.
39. Nasim, karyawan Underground QMS.
40. Tito Sakti. S, karyawan CS.
sumber:islamtimes.org
Rabu, 15 Mei 2013
Ritual Longsor “Ala” Freeport
0 Komentar di Blogger
Langganan:
Posting Komentar (Atom)