Menu

Rabu, 15 Mei 2013

Menyeret penjahat kemanusiaan ke pengadilan dunia (Mavi Marmara)



Mavi Marmara menjadi saksi bisu kebiadaban serakah dan nafsu Israel atas empati diberikan dunia oleh Palestina. Seolah tak ingin siapa pun membantu tetangganya itu, militer Negeri Bintang Daud bernafsu menyerang kapal dengan misi kemanusiaan Mavi Marmara dari Turki.

Mavi Marmara dimiliki oleh Comoros yang menjadi negara anggota Mahkamah Internasional. Peristiwa memilukan terjadi tiga tahun lalu itu kini kembali terkuak lantaran Comoros meminta haknya agar kasus ini kembali diangkat dan menyeret Israel sebagai penjahat kemanusiaan.

Masih lekat dalam ingatan Israel menyerang membabi buta di kapal itu dan menewaskan sembilan pegiat asal Turki. Mavi Marmara diketahui membawa bantuan kemanusiaan ke Palestina dan pasukan Zionis melakukan kejahatan itu di kawasan perairan internasional, seperti dilansir stasiun televisi BBC (9/6/2010).

Israel berkelit dengan menuding kapal itu mengangkut gerilyawan muslim hendak berjihad di Palestina. Sekitar 64 kilometer lepas pantai Gaza, Mavi Marmara bersimbah darah pegiat. Kapal ditumpangi pegiat dari pelbagai negara itu juga bersaksi atas trauma dan luka puluhan relawan, termasuk dari Indonesia.

Kapten kapal bernama Mahmud Toral mengatakan Israel menyerang tanpa peringatan. Bahkan Zionis menggunakan taktik konyol untuk menggiring mereka masuk ke teritori perairan Israel namun sia-sia. Mendelik usaha yang gagal, militer Bintang Daud ambil cara kasar dan merangsek masuk kapal.

"Para prajurit Israel naik ke atas kapal lewat helikopter tanpa peringatan. Mereka juga memberondong pekerja kemanusiaan dengan peluru. Itu hari menegangkan," ujar Toral.

Toral juga menyangkal pembelaan Israel menyebutkan mereka telah menyuruhnya untuk menghentikan kapal. Menurutnya tidak ada peringatan sekitar pukul 02.00 waktu setempat hingga serangan terjadi dua jam kemudian. Zionis telah berbohong. Bahkan klaim serdadu Israel menembakkan senapan lantaran relawan lebih dulu memuntahkan peluru. "Itu konyol. Tidak ada satu pun senjata di atas kapal itu kecuali pisau dapur," Toral menjelaskan berapi-api.

Dengan banyaknya bukti dan saksi, Comoros yakin Israel dapat diseret ke Mahkamah Internasional atas kejahatan kemanusiaan pada penumpang Mavi Marmara. Dipastikan kekuatan Amerika Serikat sebagai sekutu Israel bakal membantu namun suara sejagat sebaiknya tidak dibantah oleh keduanya jika tidak ingin jadi musuh dunia.

sumber:merdeka.com

0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda
http://tusoh.blogspot.com/

0 komentar: