Mavi Marmara menjadi saksi bisu kebiadaban serakah dan nafsu Israel atas
empati diberikan dunia oleh Palestina. Seolah tak ingin siapa pun
membantu tetangganya itu, militer Negeri Bintang Daud bernafsu menyerang
kapal dengan misi kemanusiaan Mavi Marmara dari Turki.
Mavi
Marmara dimiliki oleh Comoros yang menjadi negara anggota Mahkamah
Internasional. Peristiwa memilukan terjadi tiga tahun lalu itu kini
kembali terkuak lantaran Comoros meminta haknya agar kasus ini kembali
diangkat dan menyeret Israel sebagai penjahat kemanusiaan.
Masih
lekat dalam ingatan Israel menyerang membabi buta di kapal itu dan
menewaskan sembilan pegiat asal Turki. Mavi Marmara diketahui membawa
bantuan kemanusiaan ke Palestina dan pasukan Zionis melakukan kejahatan
itu di kawasan perairan internasional, seperti dilansir stasiun televisi
BBC (9/6/2010).
Israel berkelit dengan menuding kapal itu
mengangkut gerilyawan muslim hendak berjihad di Palestina. Sekitar 64
kilometer lepas pantai Gaza, Mavi Marmara bersimbah darah pegiat. Kapal
ditumpangi pegiat dari pelbagai negara itu juga bersaksi atas trauma dan
luka puluhan relawan, termasuk dari Indonesia.
Kapten kapal
bernama Mahmud Toral mengatakan Israel menyerang tanpa peringatan.
Bahkan Zionis menggunakan taktik konyol untuk menggiring mereka masuk ke
teritori perairan Israel namun sia-sia. Mendelik usaha yang gagal,
militer Bintang Daud ambil cara kasar dan merangsek masuk kapal.
"Para
prajurit Israel naik ke atas kapal lewat helikopter tanpa peringatan.
Mereka juga memberondong pekerja kemanusiaan dengan peluru. Itu hari
menegangkan," ujar Toral.
Toral juga menyangkal pembelaan Israel
menyebutkan mereka telah menyuruhnya untuk menghentikan kapal.
Menurutnya tidak ada peringatan sekitar pukul 02.00 waktu setempat
hingga serangan terjadi dua jam kemudian. Zionis telah berbohong. Bahkan
klaim serdadu Israel menembakkan senapan lantaran relawan lebih dulu
memuntahkan peluru. "Itu konyol. Tidak ada satu pun senjata di atas
kapal itu kecuali pisau dapur," Toral menjelaskan berapi-api.
Dengan
banyaknya bukti dan saksi, Comoros yakin Israel dapat diseret ke
Mahkamah Internasional atas kejahatan kemanusiaan pada penumpang Mavi
Marmara. Dipastikan kekuatan Amerika Serikat sebagai sekutu Israel bakal
membantu namun suara sejagat sebaiknya tidak dibantah oleh keduanya
jika tidak ingin jadi musuh dunia.
sumber:merdeka.com
Rabu, 15 Mei 2013
Menyeret penjahat kemanusiaan ke pengadilan dunia (Mavi Marmara)
0 Komentar di Blogger
Langganan:
Posting Komentar (Atom)