Menu

Rabu, 15 Mei 2013

Politik oh Politik (INDONESIAKU)

Tahukan anda semua, setiap hari kita selalu disuguhi berita ini, itu dan seterusnya sambung menyambung dari satu cerita ke cerita lainnya sehingga  ramailah dunia perpolitikan di negeri kita. Banyak yang tidak sadar dan akhirnya terbawa (terperangkap) arus perpolitikan itu sendiri tanpa  harus tahu kemana arahnya.

Tapi tahukah engkau?

Pakar politik itu tak ada bedanya dengan makelar kambing di hari raya korban.
Dengan kata lain bahwa rakyatlah yang senantiasa menjadi korban dan korban.
Hari raya itu ibaratnya kesenangan sesaat, serta makelar artinya demi perut sendiri.
Sedangkan arti kambing adalah si pelaku minta digantung atau dicincang (ada propaganda, issue atau rumor, menjelek-jelekkan, stigma, promosi dan seterusnya).

Politik berasal dari dua kata.
Poly(poli) artinya banyak, sedangkan tik dari kata taktik.
Jadi politik itu maksudnya banyak taktik (cara) atau aneka rekayasa tetapi ujungnya selalu buntu.
Ibarat seutas tali yang ujungnya bundel, maka hakiki dari tujuan politik adalah semata-mata kepentingan yang bermuara kepada uang, uang dan uang. Bukan yang lain.
Itulah rumus politik. Tidak ada kawan dan lawan yang abadi dalam dunia perpolitikan kecuali kepentingan itu sendiri.
Membaca langkah politik haruslah hati-hati sebab banyak sekali simpulnya. Kalau tidak bisa terjebak dalam carutan benang kusutnya.
Mencermati "lawan dan kawan" lewat kekurangan serta kelebihannya. Termasuk mengontrol langkah yang sedang (kita) dimainkan. Harus waspada melangkah. Tak boleh lengah sedikitpun. Mengapa begitu, karena tidak ada istilah mati langkah dalam berpolitik. Itu harus diingat, permainan politik berbeda sekali dengan main catur yang bila terkena skak (serang) bisa mati langkah.
Dalam politik tak ada rumus mati langkah. Jika posisi terjepit biasanya harus segera keluar arena (tetapi bukannya menyerah). Itulah seninya berpolitik.


Diluar arena pun tak hanya menonton saja,melainkan memberikan "warna" melalui tata cara mengacau dalam permainan yang tengah berlangsung.
Hati-hati dan waspada.
Itu kalimat kunci untuk melangkah.
Hati-hati itu warning kedalam.
Waspada watchout (melihat) keluar.
Mereka saling mainkan trik-trik intelijen. Lalu mencermati setiap gerak dan langkah, kemana arah negeri ini melangkah dibawah orang-orang atau golongan yang mengaku dirinya sebagai pakar ataupun praktisi politik?

Menggerakkan negara memang melalui langkah-langkah politik, tetapi membuat negara menjadi kuat maka mutlak harus menggunakan politik khusus yang tidak ada dalam dunia persilatan.

 
Demikianlah adanya.

Terima kasih.

sumber:http://theglobal-review.com

0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda
http://tusoh.blogspot.com/

0 komentar: