Salah seorang gadis Tunisia yang masuk ke perangkap kelompok-kelompok
teroris dan dikirim ke Suriah dengan dalih Jihad Nikah kepada salah
satu media menceritakan pengalaman pahitnya.
Stasiun
TV Alalam (29/5) melaporkan, gadis 20 tahun asal Tunisia yang
memperkenalkan dirinya dengan nama Aisyah mengatakan, "Seorang wanita
Tunisia 38 tahun keluar masuk universitas atau tempat-tempat lainnya di
negara itu untuk mencari gadis-gadis yang akan diberangkatkan ke
Suriah."
Ditambahkannya, "Wanita itu berhasil memperdaya beberapa gadis Tunisia yang salah satunya berusia sekitar 10 tahun."
Menurut Aisyah ia tidak diizinkan mempelajari apapun selain apa yang diajarkan kepadanya.
"Wanita itu berupaya meyakinkan para mahasiswi untuk meninggalkan
bangku kuliah dan untuk menegakkan bendera Islam siap syahid di Suriah,
karena ini lebih baik dari kehidupan sekarang," paparnya.
Aisyah mengaku memiliki informasi, setidaknya dua gadis Tunisia telah
dikirim ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok bersenjata.
Wanita yang disebut Aisyah itu meminta salah seorang gadis Tunisia yang
berhasil ia tipu untuk menikah dengan salah satu teroris di Suriah.
Aisyah mengatakan, ayahnya mengetahui niat keberangkatannya ke Suriah
setelah ia mengenakan cadar dan mengemas barang-barang. Tak lama setelah
itu, ibu Aisyah mengumpulkan seluruh anggota keluarga untuk
meyakinkannya bahwa Islam adalah agama cinta dan kasih sayang.
Sebelumnya Aisyah berpikir bahwa ia dan gadis-gadis Tunisia lain yang
berjumlah 13 orang akan berangkat menuju surga, akan tetapi berkat
bantuan keluarganya ia sadar telah terperangkap tipuan agen-agen Wahabi.
Selasa, 28 Mei 2013
Pengakuan Gadis Tunisia yang Ditipu untuk Jihad Nikah di Suriah
Surat kabar Al Hayat terbitan London, Maret lalu melaporkan,
dikeluarkannya fatwa-fatwa Jihad Nikah di Tunisia telah memicu
kontroversi di negara itu. (IRIB Indonesia/HS)
0 Komentar di Blogger
Langganan:
Posting Komentar (Atom)