Menu

Minggu, 09 Juni 2013

Sekilas Kegagalan Teori Polisi Dunia di Syria

http://theglobal-review.com/images/news/superman%20loyo.jpg

Penulis : M Arief Pranoto, Research Associate Global Future Institute (GFI)


Ketika kota Al Qusayr sudah dikuasai oleh militer Bashar al Assad, tampaknya klaim global tidak lagi dapat dibendung bahwa “perang saudara” di Syria semenjak Maret 2011 yang lalu telah dianggap usai. Tinjauan de facto, kemenangan ada dipihak pemerintah. Kelompok pemberontak menyatakan menarik pasukannya pada hari Rabu dini hari (5/6/2013). Khabar terakhir, para tentara oposisi yang terdiri atas Al NusraAhrar al-Sham, Ghuraba al-Sham, Free Syrian Army (FSA), Syrian National Council (SNC) dll yang difasilitasi oleh Barat disinyalir menyingkir di berbagai perbatasan negara (Israel?). Arti “Barat” dalam catatan ini adalah Amerika Serikat (AS) dan koalisi ideologis Uni Eropa maupun sekutu pragmatisnya di Jazirah Arab plus Israel. 

Ya. Secara de jure, sepertinya Assad memenangkan pertempuran kendati dari kajian politis tidaklah demikian, maksudnya tidak ada langkah mati dalam (peperangan) politik. Dengan perkataan lain, para pemberontak kini kemungkinan tengah konsolidasi, menyusun strategi dan selanjutnya apakah mereka akan “menyerang” kembali kedaulatan Syria, maka tergantung kepemimpinan Assad menjaga, serta bagaimana mempertahankan kedaulatan negara. Sekurang-kurangnya satu point bisa dicatat, bahwa kalahnya terorisme berkedok agama di “medan jihad” Syria merupakan bukti riil bahwa Assad mampu memaksimalkan geostategi dan geopolitik negerinya dalam kancah politik global.

Selanjutnya dalam artikel singkat ini, istilah oposisi, teroris, dan/atau pemberontak digunakan secara bergantian karena kenyataan di lapangan tidak berbeda, artinya mereka ialah gerombolan bersenjata (semacam tentara bayaran) yang dilatih, dibiayai dan didukung sepenuhnya oleh Barat berdalih menegakkan demokrasi, menebar isue sektarian antara Syiah-Sunni, atau berkedok pejuang hak azasi manusia (HAM), dll dalam skenario menumbangkan pemerintahan Bashar al Assad.

Dari aspek taktis, perang Syria (2011-2013) merupakan kegagalan trik ‘adu jangkrik’ ---meminjam istilah Dina Y. Sulaeman dan Rijal Mumazziq--- dari Divide et Impera yang diterapkan Barat. Sedang dari sisi strategis, inilah ujud “out of control”-nya serangan asimetris Paman Sam, atau lepas kendalinya “smart power”-nya Obama yang bertitel Arab Spring di Jalur Sutera. Kendati pola asimetris (gerakan massa) di negara-negara sebelumnya seperti Yaman, Tunisia, Libya dan Mesir lumayan berhasil menggusur rezim lalu sukses mengganti ‘boneka’ baru, tetapi fakta di lapangan rakyat negara dimaksud masih terus bergolak. Inilah revolusi jilid II. Dunia memotret sebagai KEBANGKITAN ISLAM.

Sekali lagi, istilah-istilah seperti smart power, asimetris, atau irreguler dalam artikel ini juga dipakai bergantian sebab maknanya sama, yakni metode kolonial Barat berpola non militer.

Konflik pada era Assad memang menarik disimak. Berbagai sudut pandang dapat dipakai membedah tahapan peristiwa. Dari kajian politik global misalnya, Syria sebenarnya cuma proxy war (lapangan tempur) karena hakiki yang bertempur itu para adidaya, yakni pertarungan antara adidaya Barat versus Timur. Barat dalam hal ini AS dan sekutu, sedang Timur adalah Rusia, Cina, Iran dll meskipun sebenarnya tidak bisa hitam putih begitu, tetapi garis besarnya demikian tadi.

Tak dapat dipungkiri, bahwa geopolitic of pipeline merupakan faktor utama kenapa Syria menjadi rebutan kaum adidaya dunia selain letaknya di “titik simpul” Jalur Sutera. Betapa pipanisasi minyak dan gas di Syria, secara geografis bersifat antar negara bahkan lintas benua. Menggiurkan memang. Sementara Road Silk atau Jalur Sutera itu sendiri ialah rute melegenda sejak dahulu kala, karena merupakan lintasan ekonomi dan jalur militer di dunia. Itulah jalur ‘basah’ namun keramat di mata kaum kapitalis global. Mengendalikan Jalur Sutera, maka identik menguasai dunia sebab ia adalah jalur yang membedah antara Dunia Timur dan Barat. Inilah geopolitic leverage yang dimiliki dan menjadi takdir Syria.

Kemudian secara skematik, kekalahan kaum pemberontak di Syria ialah miskalkulasi ---kalau tidak boleh disebut kegagalan--- grand strategy bertitel US Military Roadmap (peta jalan perang) mulai dari Irak, Suriah, Lebanon, Libya, Iran, Somalia dan Sudan, dimana pernah dipaparkan di Pentagon oleh Jendral Wesley Clark, mantan Komandan NATO. Dan analisa terakhir dari artikel sederhana lagi singkat ini ialah, bahwa kemenangan Assad dalam perang 2011-2013 di negerinya sesungguhnya merupakan gambaran nyata atas keruntuhan teori polisi dunia yang dianut oleh Paman Sam!


Terimakasih


Link dan Referensi:

The Journal of International Studies, The Global Review: Merobek Jalur Sutera Menerkam Asia Tenggara, 2 Januari 2013---

The Journal of International Studies, The Global Review: Indonesia, Rusia dan G-20, 3 Mei 2013---Global Warfare. Preparing for World War III, Targeting Iran, http://www.globalresearch.ca/preparing-for-world-war-iii-targeting-iran/20403


Syrian town of Qusair falls to Hezbollah in breakthrough for Assad, http://www.guardian.co.uk/world/2013/jun/05/syria-army-seizes-qusair

Gassing up against Uncle Sam, Iran-Iraq-Syria pipeline a potential kaleidoscope of geopolitical complexities, Sami Halabi, http://www.executive-magazine.com/op-ed/iran-iraq-syria-gas-pipeline/5343

Kebangkitan Dunia Arab, http://id.wikipedia.org/wiki/Kebangkitan_dunia_Arab

Perang Saudara Suriah, http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_saudara_Suriah

DebkaFile: Perang di Damaskus Usai, Militer Suriah Menang Heroik, http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=12205&type=104#.UbL3Sdh0peE

Militer Suriah Kuasai Qusayr, http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=12203&type=104#.UbL3Rth0peE

Kemenangan Tentara Syria, Humor Putin, dan Hizbut Tahrir, Dina Y. Sulaeman, http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=12221&type=4#.UbMH0dh0peF

Politik Adu Jangkrik ala AS dan Uni Eropa,Rijal Mumazziq  Z, http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=12145&type=4#.UbMOoNh0peE

Upaya AS ‘Sembuyi Tangan' Atas Krisis Syriah,  Novendra Deje, http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=11648&type=4#.UbMZfth0peE

Terungkapnya Jati Diri Para Aktor di Syria, Dina Y Sulaeman, http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=10495&type=4#.UbMbFth0peE

Jalur Sutra, http://id.wikipedia.org/wiki/Jalur_Sutra

Rontoknya Teori Polisi Dunia, http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=11989&type=4#.UbR25th0peE

PROXY WAR WITH IRAN AND RUSSIA: Intervention in Syria Has Nothing to do with Humanitarian Concerns, http://www.globalresearch.ca/proxy-war-with-iran-and-russia-intervention-in-syria-has-nothing-to-do-with-humanitarian-concerns/31309

0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda
http://tusoh.blogspot.com/

0 komentar: