Program intelijen Amerika Serikat (AS) bernama Prism kini jadi sorotan. Sebagian pihak menuduh intelijen AS menggunakan program itu untuk memata-matai warganya.
Tuduhan itu langsung dibantah Pemerintah AS. Mereka menegaskan, Prism hanya dipakai untuk mengawasi ancaman teror.
Keberadaan Prism pertama kali dibongkar oleh suratkabar Guardian. Namun, hal-hal dibalik program tersebut sampai saat ini masih diselimuti misteri.
Sebuah laporan milik Pemerintah AS yang bocor ke media sedikit menjelaskan tentang cara kerja Prism. Program itu ternyata mengawasi data yang melewati jaringan internet AS.
Seperti dilansir Washington Post, Minggu (9/7/2013), sebagian besar data internet dunia melewati AS. Hal itu karena jaringan internet AS adalah yang termurah. Prism disebut mengawasi data dalam berbagai bentuk, mulai dari email, chat, video dan foto.
Laporan itu juga mengungkap perusahaan yang bergabung dalam program Prism. Di dalam daftar tersebut, ada nama besar seperti Google, Microsoft, dan Facebook.
Terungkapnya keberadaan Prism menjadi skandal terbaru yang menimpa Presiden Barack Obama. Sebelumnya, Obama ditekan karena pemerintahnya menyadap telepon milik wartawan AS.
(*/WashPost/okz)