Menu

Senin, 10 Juni 2013

PROPAGANDA MURAHAN MELAWAN KETANGGUHAN HIZBOLLAH

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9_gwZ-JDmX1dWYUam3FYK7Nelb8Yzj4krTmpPS4yJVIQaWQ06ca83yZQN6ENceHERdVF7s3GUTmE7cBiLuIVmNORTuxXD8cXQXn26NHELdbSG8MYGCSuYYgIQ2XUo4OUAvjbG2MDxG1ry/s1600/hezbollah-terrorists.jpg


Kemenangan telak Hizbollah dan tentara Syria di medan perang Al Qusayr benar-benar membuat para zionis internasional tergoncang. Mereka sudah membayangkan hasil akhir dari konflik Syria paska kejatuhan Al Qusayr, yaitu kekalahan memalukan negara-negara "zionist occupied goverment" (ZOG) alias "penjilat pantat zionis" di Syria.

Maka dalam kegoncangan itu berbagai tingkah polah tidak rasional pun bermunculan. Sementara para teroris pemberontak tetap melakukan aksi biadabnya bahkan saat melarikan diri dari al Qusayr (pembantaian terhadap penduduk perkampungan Kristen Al Duvair), menlu Perancis dan Inggris berkoar-koar tentang penggunaan senjata kimia oleh tentara Syria dan "mendesak masyarakat dunia untuk menyerang Syria". Media-media massa barat dan Arab juga berusaha "mengecilkan" kemenangan Hizbollah dengan menyebut-nyebut adanya sejumlah besar personil Hizbollah yang ditawan pemberontak Syria. Bahkan di Indonesia pun media-media pro-pemberontak (dan berarti juga pro-zionis) ikut-ikutan mengecilkan kemenangan Hizbollah dengan menyebut angka 50 ribu personil Hizbollah di Syria.

Tentang isu keberadaan 50 ribu personil Hizbollah di Syria, saya (blogger) akan memberikan sanggahan pribadi yang rasional. Tuduhan tersebut memberikan pemikiran bahwa Hizbollah setidaknya mempunyai 100 ribu anggota militer terlatih. Hal ini dengan asumsi bahwa Hizbollah hanya mengirim setengah anggota terlatihnya ke Syria karena masih harus meninggalkan separoh lainnya untuk menangani masalah keamanan internal (Lebanon) terutama menjaga wilayah perbatasan dengan Israel.

Angka sebesar itu tentu saja sangat tidak rasional. Lebanon adalah negeri kecil dengan jumlah penduduk tidak sampai 5 juta orang sementara jumlah penduduk Shiah-nya kurang dari 25% atau 1 jutaan jiwa. Bahkan di antara penduduk Shiah Lebanon terdapat satu kelompok milisi militer lain yang lebih dahulu eksis daripada Hizbollah, yaitu "Gerakan Amal". Ide membangun kelompok milisi bersenjata profesional sebesar 10% dari populasi tentu adalah suatu kemustahilan yang keterlaluan. Dengan ide itu maka Amerika harusnya memiliki 30 juta tentara dan Cina 150 juta, sementara Indonesia harusnya mempunyai 25 juta tentara. Faktanya tidak ada negara yang jumlah personil militernya mencapai 1% dari populasi. Namun hal yang tidak masuk akal inilah yang didengung-dengungkan oleh media "Arrahman.com" yang pada tgl 9 Juni lalu merilis berita dengan judul "Milisi Syiah Hizbullah kerahkan 50 ribu anggotanya di seluruh Suriah"

Sementara itu menanggapi rumor keberadaan anggotanya yang ditawan pemberontak Syria, Hizbollah mengeluarkan pernyataan resmi pada hari Sabtu (8/6).

"Hizbollah dengan keras mengingatkan atas kebohongan-kebohongan yang digembar-gemborkan oleh media-media yang memusuhi kami dari negara-negar Arab dan negara-negara lain dan mendesak diterapkannya akusasi terhadap berita-berita terkait dengan keberadaan kami," demikian pernyataan tersebut.

Pernyataan tersebut dikeluarkan menyusul beredarnya desas-desus tertangkapnya sejumlah besar milisi Hizbollah dan Brigade Abu al-Fadl al-Abbas Brigade dalam pertempuran di dekat gubernuran Damaskus. Kelompok terakhir adalah milisi bersenjata yang dibentuk tahun 2012 untuk melindungi makam Sayida Zeinab (AS) di Damaskus, dari ancaman penghancuran oleh pemberontak.

***

Saya (blogger) sudah cukup lama menjadi pengamat media-media masa Iran dan kelompok Hizbollah. Saya menemukan perbedaan mencolok antara media-media tersebut di atas dengan media-media "mujahidin" di berbagai negara Islam di dunia. Perbedaan tersebut se-mencolok pernyataan-pernyataan para ulama Shiah Iran dan Lebanon dengan para ulama Sunni radikal (salafi, wahabi dan sejenisnya) di berbagai negara di dunia tentang masalah-masalah agama hingga politik.

Media-media Iran seperti Press TV dan Hizbollah Almanar relatif bersih dari hal-hal omong kosong dan hiperbola sebagaimana media-media "mujahidin" seperti arrahman.com. Dalam tingkat tertentu media-media Iran dan Hizbollah bahkan sangat "fair", yaitu menayangkan statemen-statemen lawan-lawan politik Iran dan Hizbollah yang mendeskreditkan mereka.

Saya juga mengamati secara sekilas dialektika antara pimpinan Hizbollah Sayyed Nasrallah dengan ulama Sunni terbesar yang tinggal di Qatar, Yusuf Qardhawi, terkait dengan konflik Syria dan konflik Sunni-Shiah di Timur Tengah. Dalam dialektika tersebut tidak sekalipun Nasrallah "menunjuk hidung" Qardawi apalagi mengutukinya dengan bahasa kasar. Sebaliknya Qardawi yang jauh lebih tua umurnya justru sering mencerca Nasrallah dan organisasi yang dipimpinnya. Padahal Qardhawi adalah salah seorang ulama yang menandatangani "Deklarasi Amman" yang menyerukan perdamaian antara umat Shiah dan Sunni.



REF:
"No Hezbollah members captured in Syria, Lebanese resistance movement says"; Press TV; 8 Juni 2013
"Milisi Syiah Hizbullah kerahkan 50 ribu anggotanya di seluruh Suriah"; arrahman.com; 9 Juni 2013
"French fable in face of Qusayr defeat"; Finian Cunningham; Press TV; 8 Juni 2013



0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda
http://tusoh.blogspot.com/

0 komentar: